TEORI TEORI SOSIAL (bagian 2)
Dalam teori sosial bagian 2 ini berisikan paparan beberapa
paparan teori sosial yang dapat dijadikan rujukan untuk mengamati fenomena
sosio-historis. Bagian ini juga bertujuan untuk mampu menyerap inti dari suatu
pemikiran-pemikiran tentang wanita dalam sistem sosial, korupsi , dan gerakan
sosial. Tulisan ini berdasarkan buku yang di tulis oleh dosen saya sendiri Mrr. Ratna Endang W., S.S., M.A yang berjudul
Sejarah Sosial.
1.
Wanita Dalam Sistem Sosial
Wanita dalam sistem sosial Indonesia dulunya selalu di
remehkan dan dianggap rendah keberadaannya. Kemudian RA Kartini merupakan tokoh pahlawan wanita Indonesia berjuang dalam
kondisi sosial yang sulit di bawah tekanan feodalisme dan konservatifme
pemikiran masyarakat ningrat. Sehingga saat ini wanita memiliki drajat yang
sama dengan laki-laki dalam sistem sosial.
Contoh wanita dalam sistem
sosialː
- · Peranan wanita dalam dunia fashion
- · Peranan wanita dalam sosial ekonomi
- · Peranan wanita dalam bidang kosmetik
2. Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio-Corrumpere yang artinya buruk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, atau menyogok. Jadi korupsi adalah suatu
perilaku yang penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang demi keuntungan pribadi,
conohnya penyelewengan uang demi memperkaya diri sendiri. Di Indonesia korupsi
menjadi hal yang sangat kompleks dan banyak terjadi di kalangan para
pemimpin-pemimpin daerah ataupun wakil rakyat.
Ilmu sejarah dapat
melihat korupsi sebagai gejala zaman mengindikasikan adanya penyakit lain yang
lebih akut dan akan terjadi di masa yang akan datang. Banyaknya korupsi yang terjadi
di Indonesia membuat sejarawan memiliki banyak opsi untuk melihat korupsi dari
berbagai dimensi dengan cermat.
Menurut Mochtar Lubis ada
beberapa bentuk korupsi yang “berwajah banyak”, yaitu;
1) Korupsi tidak hanya berlaku atau terjadi
di kalangan pegawai negeri/birokrasi negara;
2) Korupsi juga terjadi di organisasi usaha
swasta;
3) Pegawai negeri/swasta melakukan korupsi
dengan cara mencuri uang atau menggelapkan uang negara/perusahaan;
4) Bentuk korupsi yang lebih halus dan lihai
di praktikkan oleh pejabat-pejabat pemerintah kolonial;
5) Bentuk korupsi politik.
3.
Gerakan Sosial
Kajian gerakan sosial di Indonesia awalnya tidak
berkembang dengan baik, dan sempat mengalami masa-masa dimana sejarawan
Indonesia kurang menaruh minat untuk menulis tentang gerakan sosial karena pada
saat itu masih kuatnya pengaruh
historiografi Neerlandosentris dalam sejarah indonesia.
Beberapa kategori gerakan
sosial di Indonesia, yaitu;
1)
Perbanditan Sosial;
2) Gerakan protes
keadaan atau peraturan yang tidak adil;
3)
Gerakan yang bersifat revivalistis;
4) Gerakan bercorak
nativistis;
5) Gerakan
mesianistis;
6) Gerakan gerakan
yang dijiwai semangat perang sabil.
4. Protes Sosial
Sartono membuat beberapa kategori-kategori gerakan
sosial, meskipun secara umum semunya merupakan protes sosial namun nampak
keunikan dari masing-masing gerakan
khususnya terhadap motif dan kekuatan yang mendorong kemunculan gerakan protes tersebut. Dipedesaan pedesaan jawa
pada abad ke 19 sampai ke 20 gerakan protes sosial menggeliat dalam berbagai
bentuk, mulai huru hara sampai aksi perbanditan
Komentar
Posting Komentar