Langsung ke konten utama

Sejarah Sosial Indonesia Bab 4


TEORI TEORI SOSIAL (bagian 2)
Dalam teori sosial bagian 2 ini berisikan paparan beberapa paparan teori sosial yang dapat dijadikan rujukan untuk mengamati fenomena sosio-historis. Bagian ini juga bertujuan untuk mampu menyerap inti dari suatu pemikiran-pemikiran tentang wanita dalam sistem sosial, korupsi , dan gerakan sosial. Tulisan ini berdasarkan buku yang di tulis oleh dosen saya sendiri  Mrr. Ratna Endang W., S.S., M.A yang berjudul Sejarah Sosial.

1.     Wanita Dalam Sistem Sosial
Wanita dalam sistem sosial Indonesia dulunya selalu di remehkan dan dianggap rendah keberadaannya. Kemudian RA Kartini merupakan tokoh pahlawan wanita Indonesia berjuang dalam kondisi sosial yang sulit di bawah tekanan feodalisme dan konservatifme pemikiran masyarakat ningrat. Sehingga saat ini wanita memiliki drajat yang sama dengan laki-laki dalam sistem sosial.
Contoh wanita dalam sistem sosialː
  • ·         Peranan wanita dalam dunia fashion
Saat ini dunia fashion banyak di gandrungi oleh manyarakatdari kalangan muda maupun tua. Adanya perkembangan teknologi informasi yang memunculkan berbagai aplikasi sosial media yang memberi ruang  kepada wanita untuk  mengambil peran didalamnya. Seperti menjadi desainer ataupun membuka sebuah olshop yang menjual produk-produk fashion lewat media internet yang saat ini banyak di gandrungi ibu-ibu muda yang ingin menghasilkan uang di rumah.
  • ·         Peranan wanita dalam sosial ekonomi
Wanita saat ini tidak lagi hanya sebagai ibu rumah tangga namun sudah banyak juga wanita-wanita yang mengembangkan bisnisnya sendiri. Seperti pada abad ke 20 di Laweyan wanita memiliki peran penting sebagai pengusaha batik, sementara laki-laki hanya sekedar membantu apabila diperlukan.
  • ·         Peranan wanita dalam bidang kosmetik
Kosmetik dan wanita saat ini dua hal yang tidak bisa di pisahkan, dibalik tata rias dan model kebaya yang sifatnya seremonial terdapat penyedia layanan jasa kebaya dan tata rias yang digerakkan oleh kaum wanita yang dapat merambah pada cabang bisnis Wedding Organizer

2.     Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio-Corrumpere yang artinya buruk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, atau menyogok. Jadi korupsi adalah suatu perilaku yang penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang demi keuntungan pribadi, conohnya penyelewengan uang demi memperkaya diri sendiri. Di Indonesia korupsi menjadi hal yang sangat kompleks dan banyak terjadi di kalangan para pemimpin-pemimpin daerah ataupun wakil rakyat.
Ilmu sejarah dapat melihat korupsi sebagai gejala zaman mengindikasikan adanya penyakit lain yang lebih akut dan akan terjadi di masa yang akan datang. Banyaknya korupsi yang terjadi di Indonesia membuat sejarawan memiliki banyak opsi untuk melihat korupsi dari berbagai dimensi dengan cermat.
Menurut Mochtar Lubis ada beberapa bentuk korupsi yang “berwajah banyak”, yaitu;
1)      Korupsi tidak hanya berlaku atau terjadi di kalangan pegawai negeri/birokrasi negara;
2)      Korupsi juga terjadi di organisasi usaha swasta;
3)      Pegawai negeri/swasta melakukan korupsi dengan cara mencuri uang atau menggelapkan uang negara/perusahaan;
4)      Bentuk korupsi yang lebih halus dan lihai di praktikkan oleh pejabat-pejabat pemerintah kolonial;
5)      Bentuk korupsi politik.

3.     Gerakan Sosial
Kajian gerakan sosial di Indonesia awalnya tidak berkembang dengan baik, dan sempat mengalami masa-masa dimana sejarawan Indonesia kurang menaruh minat untuk menulis tentang gerakan sosial karena pada saat itu masih kuatnya pengaruh historiografi Neerlandosentris dalam sejarah indonesia.
Beberapa kategori gerakan sosial di Indonesia, yaitu;
1)      Perbanditan Sosial;
2)      Gerakan protes keadaan atau peraturan yang tidak adil;
3)      Gerakan yang bersifat revivalistis;
4)      Gerakan bercorak nativistis;
5)      Gerakan mesianistis;
6)      Gerakan gerakan yang dijiwai semangat perang sabil.

4.     Protes Sosial
Sartono membuat beberapa kategori-kategori gerakan sosial, meskipun secara umum semunya merupakan protes sosial namun nampak keunikan dari masing-masing gerakan khususnya terhadap motif dan kekuatan yang mendorong kemunculan gerakan  protes tersebut. Dipedesaan pedesaan jawa pada abad ke 19 sampai ke 20 gerakan protes sosial menggeliat dalam berbagai bentuk, mulai huru hara sampai aksi perbanditan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Pola Penguasaan, Pemilikan dan Pengguanaan Tanah Secara Tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta

Judul                        ː Pola Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan Tanah Secara     Tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta Penulis                     ː   1. Drs. Gatut Murniatmo     2. Murianto Wiwoho, SH                                     3. Poliman, BA                                     4. Suhatno, BA Penerbit                     ː Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jumlah Halaman       ː 208 halaman Isi Buku ini berisi tentang penelitian penguasaan, pemilikan, penggunaan tanah secara tradisional di daerah Yogyakarta. Buku ini mencakup penelitian di daerah pedesaan Yogyakarta yakni, desa Banaran, Kecamatan Galur, Kulon Progo dan desa Pleret, Kecamatan Pleret, Bantul sebagai lokasi penelitian. Di dalam buku ini peneliti mecoba menjelaskan serta menceritakan bagaimana pola penguasaan, pemilikan, dan penggunaan tanah dari masa sebelum penjajahah, masa Belanda, masa Jepang hingga masa kemerdekaan. Tak hanya itu penulis juga menjelaskan tentang pranata-prana

Berbandingan tiga buku tentang Agraria

Resensi Buku 1                                Judul               : Penguasaan tanah dan tenaga kerja : Jawa di masa kolonial                                Judul Asli         : Control of land and labour in colonial Java ({S.1.} : Floris, 1983).                                   Penulis             : Jan Breman                                   Pengantar        : Sajogyo Penerbit         : LP3ES Jakarta, anggota IKAPI . Bekerja sama dengan           Koninklijik    Instituut voor taal-, Land-en Volkenkunde                                  Tahun Terbit    : 1983                                   Pencetak          : PT. Kwarta Gapura                                  Cetakan            : Cetakan Pertama , Mei 1986                                 Jumlah Hlm     : 230 Halaman                                  ISBN               : 979-8015-03-7                                  Resensi Oleh   : Amalia Desi Derviora                                              Buk

UTS SEJARAH SOSIAL

UTS SEJARAH SOSIAL 1.       Apa yang dimaksud dengan kajian sejarah sosial? Bagaimana kedudukan kajian sejarah terhadap sosiologi? Jawaban           : Sejarah sosial adalah sejarah yang kajian atau pembahasannya tentang aspek-aspek sosial manuasia/masyarakat yang terjadi di masa lampau. Sejarah sendiri tidak memiliki teori-teori atau metode-metode dalam kajiannya, sehingga memerluakan suatu ilmu bantu. Begitu juga dengan kajian sejarah sosial, kajian sejarah sosial membutuhkan ilmu bantu dari ilmu-ilmu sosial lainnya seperti ilmu sosiologi. Teori-teori yang ada dalam ilmu sosiologi dapat digunakan sejarawan untuk membantu mengkaji kajian yang akan mereka tulis. 2.       Jelaskan bagaimana metode penelitian yang digunakan dalam kajian sejarah Sosial? Jawaban           : Metode sejarah sosial adalah suatu cara atau tekhnik atau proses untuk mengumpulkan atau mendapatkan obyek secara sistematis. Dalam sejarah sosial ada 2 metode yang di gunakan, yakni metode kualitatif dan m